Pages

Selasa, 15 Juli 2014

Perencanaan Sarana Prasarana Perumahan dan Pemukiman Kelurahan Srondol Kulon RW 07 Kecamatan Banyumanik

BAB 1 PENDAHULUAN 

         Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Manusia membutuhkan rumah tidak hanya untuk melindungi diri dari cuaca maupun binatang buas namun juga sebagai tempat beraktifitas, beristirahat dan berkumpul dengan anggota keluarga. Mengingat laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan rumah semakin meningkat pula. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai dua ratus lima puluh juta jiwa, dengan jumlah penduduk yang demikian besar tentu saja memerlukan lahan yang sangat luas sedangkan jumlah lahan yang tersedia terbatas. Hal ini diperparah dengan persebaran penduduk yang tidak merata, persebaran penduduk di Indonesia cenderung terpusat di daerah perkotaan, hal ini mengakibatkan kekacauan di daerah perkotaan. Akibat pembangunan pemukiman yang serampangan di kota menyebabkan muncul pemukiman-pemukiman yang tidak memenuhi standar.Berbagai permaslahan perumahan dan pemukiman yang terjadi ,antara lain :

1.      Adanya lingkungan pemukiman yang kondisinya jelek dan dihuni oleh masyarakat.
2.      Terdapat perumahan dan pemukiman yang tidak ditata dengan teratur,dengan kondisi fisik,sosial,ekonomi dan kesehatan yang tidak memadai dan tidak lengkap.
3.      Tata cara perencanaan lingkungan perumahan dan pemukiman diperkotaan yang tidak sesuai SNI.

Sebagai contoh adalah kota Semarang, Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia ,bukan hanya karena semarang merupakan ibu kota jawa tengah namun juga karena semarang merupakan kota perdagangan dan pendidikan. Di semarang terdapat pelabuhan dan pusat-pusat perdagangan hal ini yang menyebabkan perdagangan di semarang berkembang sangat pesat. Dalam dunia pendididkan semarang juga memiliki barnyak sekolah-sekolah tinggi. Kondisi tersebut tentunya membuat banyak pendatang yang berdatangan ke kota semarang. Setidaknya terdapat 40 000 pendatang yang datang ke kota semarang setiap tahunnya, baik untuk tujuan pendidikan maupun untuk mencari nafkah. Munculnya para pendatang yang membludag membuat kota semarang semakin padat. pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini menyebabkan pemukiman yang ada di semarang tumbuh sangat pesat hingga tidak terkendali. Perumbuhan pemukiman yang tidak terkendali ini banyak terjadi di daerah pemukiman padat seperti kecamatan banyumanik.Kondisi pemukiman yang berantakan dan tidak sesuai standar dapat menyebabkan berbagai permasalahan mulai dari permasalahan sosial, pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Karena kurangnya sarana prasarana yang mendukung interaksi antar warga akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Contoh lain adalah karena pembangunan pemukiman yang tidak memperhatihan sarana prasarana yang kurang memadai akan menurunkan kualitas hidup penduduknya.Secara substansial laporan perencanaan sarana dan prasarana pemukiman ini berisi data-data tentang sarana prasarana di Rw 7, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang yang lebih terperinci dibagi menjadi sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana pendidikan dan pembelajaran, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan niaga, sarana kebudayaan dan rekreasi, saranaruang terbuka, taman dan lapangan olahraga, prasarana jaringan persampahan, jaringan jalan lingkungan, jaringan listrik, dan jaringan air bersih. Selain itu terdapat juga data tentang jumlah penduduk dan pertambahan penduduk. Kemudian dalam laporan ini disajikan pula standar perumahan pemukiman yang dijadika acuan untuk merencanakan ulang daerang perumahan pemukiman di RW 7, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Samarang dan pada bagian akhir terdapat rencana penataan ulang daerah pemukiman di RW 7, Kecamatan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.


BAB 2 DATA EKSISTING

Kecamatan Banyumanik, merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Semarang selatan.Menurut rancangan umum tata ruang tahun 2005, kecamatan banyumanik masuk dalam pembagian wilayah sebagai daerah administratif yang mempunyai fungsi perencanaan sentra penghijauan dan pemukiman.Kecamatan banyumanik terdiri dari 11 kelurahan. Terdiri dari kelurahan Pudak payung, Banyumanik, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Pedalangan, Srondol wetan, Srondol kulon, Sumurboto, Ngesrep, dan Tinjomulyo. Terbagi menjadi 111 rukun warga dan 698 rukun tetangga . Jarak wilayah kecamatan banyumanik dengan pusat Pemkot. Semarang adalah 10 Km atau sekitar satu jam bila ditempuh dengan jalur darat.
                 
 Peta wilayah Administrasi

gambar 3.1 Peta wilayah Administrasi


Kecamatan banyumanik memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut
  • Sebelah barat dibatasi oleh kecamatan Gunung pati
  • Sebelah utara dibatasi oleh kecamatan Candisari
  • Sebelah timur dibatasi oleh kecamatan Tembalang dan
  • Sebelah selatan dibatasi oleh Ungaran Kabupaten Semarang.


Gambar 3.2 Citra Satelit Kecamatan Banyumanik

Gambaran wilayah
Menurut data monografi 2005, luas wilayah kecamatan banyumanik adalah 2.680.055 Ha, dari luas lahan tersebut terdiri dari:

  •     Tanah persawahan seluas 122 Ha,
  •     Irigasi setengah tehnis seluas 61 Ha,
  •     Tanah kering berupa pekarangan seluas 1.262 Ha,
  •     Tanah berupa bangunan seluas 878.540 Ha
  •     Tanah berupa kebun 56.258 Ha,
  •     Perkebunan negara 2.005 Ha, Dan sisianya adalah berupa kolam ikan, lapangan olah raga, taman       rekreasi, jalur hijau dan lahan pemakaman.


Kelurahan Serondol Kulon
          Srondol Kulon  merupakan bagian daerah pinggiran kota yang ciri-ciri pertumbuhannya ditandai dengan bertambahnya bangunan padat. Pertumbuhan padat tersebut ditandai dengan adanya bangunan-bangunan baru. Dari Aspek non-fisik, kehidupan sosial warga di Kelurahan Srondol Kulon pada umumnya sama seperti kehidupan sosial masyarakat Indonesia di zaman dulu. Adat gotong royong dan sikap bahu membahu antara warga merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Srondol Kulon.Dari segi budaya, pada zaman dahulu di Kelurahan Srondol Kulon memiliki budaya ketoprak dan wayang kulit. Biasanya dulu acara  ketoprak sering menjadi ajang hiburan bagi masyarakat di Srondol Kulon. Begitu juga dengan wayang kulit yang tidak hanya ada pada event-event tertentu saja. Namun untuk saat ini, kebudayaan yang menjadi ciri dari kelurahan tersebut sudah tidak ada.
Peta Administrasi Wilayah Makro Kelurahan Srondol Kulon


 Peta Administrasi Wilayah Mikro

  • Sebelah Utara             : Jalan Lingkungan (perbatasan wilayah dengan RW 2)
  • Sebelah Selatan          : Perbatasan Wilayah RW 3
  • Sebelah Barat             : Sungai Kaligarang
  • Sebelah Timur             : Perbatasan Wilayah RW 1

 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik.


Sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan Srondol Kulon RW 7.

  •   Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

fungsi              : Melayani dan membantu masyarakat menyelesaikan hal-hal yang bersangkutan dengan pemerintahan.
Keterangan     : Tidak terdapat satupun sarana pemerintahan dan pelayanan umum pada RW 7.

  •  Sarana Pendidikan Dan Pembelajaran

Fungsi              : Tempat dimana masyarakat berhak mendapatkan pendidikan





Keterangan      : -RT 3 :Gedung Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah Balai Pelatihan Koperasi dan      UMKM
  -RT 5 terdapat SDN  Srondol Kulon dan Taman Kanak-kanak.

  •                           Sarana Kesehatan

Fungsi              : Tempat dimana masyarakat berhak mendapatkan pendidikan
Keterangan     : Puskesmas dikelola dan berada di Kecamatan.


  •                           Sarana Peribadatan

Fungsi              : Tempat setiap umat untuk beribadah sesuai dengan keyakinan.





Keterangan     : -Gereja, Tempat ibadah untuk umat kristen.
-Masjid. Tempat ibadah untuk umat islam



  •   Sarana Perdagangan dan Jasa

Fungsi              : Untuk berdagang dan melayani jasa.






Keterangan         : Terdapat banyak sarana perdagangan dan jasa seperti warunklontong,warung                                               makan, jasa industri, depot air, loundry, dsb.
  •   Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

Fungsi              : -
Keterangan      : Masih terdapat lahan kosong yang kurang diperhatikan. Padahal memiliki                                                      potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sarana kebudayaan dan rekreasi
  •   Sarana Ruang Terbuka Hijau

Fungsi              : -


Keterangan     : Hanya ada pemakaman umum. Tidak tersedia taman dan lapangan    olah raga.

  •   Prasarana Jaringan Sampah

Fungsi              : -

Prasarana jaringan sampah diangkut truk sampah

Keterangan      : Pada RT 1 dan 2, sampah diangkut setiap hari.
                         RT 3,4,5,6 rata-rata di angkut  tiga kali dalam seminggu.

  •   Jaringan Jalan Lingkungan

Fungsi              : -



Keterangan     : Jaringan jalan lingkungan sangat minim. Lebar jalan terlalu sempit.

  •   Jaringan Listrik

Fungsi              : -


Keterangan      : Kondisi kabel listrik berantakan dan tidak teratur.
  •   Jaringan Air Bersih dan Air Kotor

Fungsi              : -
Supply air dari PDAM dan sumur.
Keterangan     : Sebagian besar dari PDAM. Sulit untuk menggunakan sumur karena kondisi   pemukiman yang mulai padat.




BAB 3 PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PEMUKIMAN

           Setelah melakukan survei dan analisa mengenai kondisi tapak dan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Srondol Kulon RW 7, kami berencana untuk melakukan relokasi wilayah studi dengan hasil proyeksi jumlah penduduk Srondol Kulon RW 7 untuk 10 tahun kedepan dengan asumsi pertumbuhan penduduk daerah Semarang adalah sebesar 2% setiap tahun.



Analisis Karakteristik Aktivitas dan Pengguna
§                                 
           Wilayah studi tapak yang akan direncanakan pembangunannya terletak di Kabupaten Banyumanik kecamatan Srondol Kulon RW 07. Luas dari wilayah studi adalah seluas 16Ha dan terdiri dari 6 RT. Dilihat dari kondisi eksisting wilayah studi tapak RW 07 bukanlah wilayah yang padat bangunan atau kawasan  terbangun.
§              Distribusi luas yang akan digunakan untuk menentukan seberapa luas kawasan permukiman dan ruang terbuka hijau, digunakan perbandingan 70:30. Dalam kata lain, 70% dari wilayah studi atau sekitar 70ha akan dimanfaatkan sebagai wilayah terbangun, sedangkan 30% atau sekitar 30ha akan dimanfaatkan sebagai kawasan nonterbangun atau dalam kata lain RTH. 70% dari yang dimanfaatkan sebagai kawasan terbangun ini sendiri akan dibagi lagi menjadi dua yaitu 70% atau sekitar 11,2 Ha sebagai fungsi terbangun dan 30% atau kurang lebih 4,8 Ha sebagai sirkulasi.

Analisis Aktivitas

Fungsi Utama
§              Fungsi utama dari lokasi pengembangan tapak akan difungsikan sebagai tempat dilakukannya aktivitas utama. Fungsi utama yang akan diterapkan di wilayah studi adalah permukiman. Wilayah studi yang terletak di kawasan yang strategis secara akses atau posisi memberikan keuntungan tersendiri.
§            Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 648-384 tahun 1992, No. 739/KPTS/1992 serta No. 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang Berimbang, maka konsep alokasi jenis rumah yang akan digunakan adalah 1:3:6. Perbandingan tersebut menunjukkan perbandingan jenis rumah yang akan dibangun, yaitu 11 rumah mewah, 3 rumah menengah serta 6 rumah sederhana yang akan dibangun dalam satu lingkungan perumahan. Dengan perbandingan jumlah rumah ini diharapkan akan tercipta komplek hunian yang nyaman dan ideal bagi penduduknya.
      Fungsi Penunjang

   Konsep perencanaan tapak tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komponen penunjang yang mendukung kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya. Tidak mungkin masyarakat hanya hidup dan tinggal di rumahnya tanpa adanya aspek atau komponen penunjang yang ada. Fungsi penunjang dalam suatu kawasan juga berperan sebagai fasilitas atau sarana yang menunjang kebutuhan masyarakat yang ada di dalamnya. Berikut adalah beberapa komponen yang akan menjadi fungsi penunjang di wilayah studi perencanaan tapak.  
  • Pendidikan
Kegiatan pendidikan adalah salah satu kegiatan yang sangatlah vital dalam suatu kawasan. Terdapat satu Sekolah Dasar dan 1 Taman Kanak-kanak di wilayah studi eksisting dan satu lembaga pemerintahan. Melihat posisi Sekolah Dasar Negeri yang juga penting bagi desa sekitar, sektor ini harus mendapatkan perhatian lebih. Keberadaan fasiltas pendidikan ini harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Oleh karena itu pembangunan sekolah juga harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang ada. Keberadaan fasilitas pendidikan ini juga dimaksudkan agar kebutuhan masrakat bisa terpenuhi tanpa harus beranjak jauh dari tempat tinggal.

  • Ekonomi Atau Perdagangan dan Jasa
Ekonomi adalah salah satu komponen vital yang harus ada dalam setiap permukiman atau hunian. Penunjang ekonomi yang dimaksudkan adalah keberadaan fasilitas penunjang perdagangan dan jasa. Keberadaan fasilitas perdagangan sangatlah penting karena kebutuhan warga harus terpenuhi setiap harinya, dan dengan adanya fasilitas perdagangan di wilayah studi tapak membuat warga tidak harus repot-repot pergi jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sedangkan fasilitas penunjang jasa juga sangat penting guna mempermudah kegiatan masyarakat. Penunjang ekonomi yang akan disediakan di wilayah studi perencanaan tapak adalah berupa pertokoan serta pusat perbelanjaan lingkungan. Keberadaan fasilitas penunjang ekonomi ini nantinya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah studi perencanaan tapak.

  • Kesehatan
Fasilitas kesehatan memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu permukiman karena menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang ada di permukiman. Sedangkan kesehatan sendiri adalah kebutuhan primer yang mutlak bagi manusia. Keberadaan fasilitas dalam suatu kawasan permukiman juga bisa menjadi parameter tingkat kesehatan di kawasan tersebut. Dengan adanya fasilitas kesehatan, apabila ada warga yang membutuhkan penanganan kesehatan bisa langsung mendapatkan penanganan medis atau setidaknya pertolongan pertama. Fasilitas penunjang kesehatan yang akan disediakan di wilayah permukiman ini adalah berupa Posyandu dan Poskesdes.

  • Rekreasi dan RTH
Kebudayaan dan rekreasi adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Setelah dibuat pusing dan penat dengan aktivitas sehari hari, perlu adanya penyegaran pikiran. Inilah kenapa fasilitas rekreasi sangatlah dibutuhkan. Akan dibangun RTH aktif dalam bentuk taman pada lokasi perencanaan tapak. Taman ini bisa diakses oleh seluruh masyarakat dan bisa digunakan sebagai tempat untuk piknik keluarga. Di beberapa titik juga akan didirikan foodcourt serta booth untuk menjual makanan ringan. Selain itu, di atas taman ini juga akan terlintas jogging track, sehingga selain bisa digunakan untuk rekreasi juga bisa digunakan untuk olahraga. Selain jogging track juga akan dibangun beberapa lapangan yang bisa digunakan untuk umum, berupa lapangan basket dan futsal outdoor. Sehingga diharapkan keberadaan taman ini bisa menjadi sarana rekreasi warga.

  • Jalan Lingkungan
Jalan merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah permukiman. Karena jalan adalah akses keluar masuk lingkungan yang tidak pernah mati aktivitasnya. Jaringan jalan lingkungan yang ada pada wilayah studi sangat kecil dan sempit, sehingga warga sempat kesulitan untuk berjalan dan berkendara. Sehingga sangat dibutuhkan pelebaran jalan agar kenderaan yang lewat dua arah dapat dengan bebas bergerak.

  • Manajemen drainase
Wilayah perencanaan tapak adalah salah satu wilayah yang rawan dan berpotensi untuk terkena bencana banjir. Oleh karena itu manajemen drainase sangatlah perlu dilakukan untuk bisa meminimalisasi potensi banjir yang mungkin terjadi. Akan dibuat beberapa saluran air sebagai pengalir aliran permukaan yang diharapkan bisa mengurangi debit air yang mengalir. Selain itu juga akan dibangun polder di beberapa tempat guna menghalau apabila terjadi luapan air di sungai yang berada dekat degan wilayah studi perencanaan tapak.
  • Fungsi Pelayanan
        Dalam kehidupan sehari-hari suatu kelompok masyarakat pastilah membutuhkan segala pelayanan yang ada agar bisa terfasilitasi. Posisi pelayanan di lokasi perencanaan tapak sendiri adalah sebagai media masyarakat bisa terlengkapi segala kebutuhannya. Fungsi pelayanan ini meliputi pengelolaan dan manajemen sampah, pelayanan keamanan, pelayanan bidang pemerintahan dan sebagainya. Berikut adalah beberapa komponen yang akan menjalankan fungsi pelayanan pada lokasi perencanaan tapak.
  •  Sosial
       Dalam kehidupan bermasyarakat tentulah terjadi hubungan sosial antar kelompok. Dengan adanya hubungan sosial ini, dibutuhkan pula wadah untuk bisa mewadahi segala aktifitas sosial kemasyarakatan. Di wilayah perencanaan tapak direncanakan akan dibangun sebuah gedung serbaguna. Keberadaan gedung serbaguna ini diadakan untuk mendukung aktivitas sosial masyarakatnya. Apabila sewaktu-waktu diperlukan adanya rapat masyarakat, atau PKK, gedung ini bisa dimanfaatkan dan dikelola bersama. Selain itu, gedung ini juga bisa dimanfaatkan untuk penyelenggaraan hajatan, acara karang taruna, acara 17an, acara keakraban muda-mudi, dan sebagainya.

  •  Keamanan
                 Keamanan adalah salah satu aspek yang sangatlah penting dalam suatu lingkungan perumahan. Sistem keamanan yang tidak baik bisa membuat lingkungan menjadi tidak kondusif. Hal ini tentunya akan mengganggu ketentraman masyarakat yang tinggal di dalamnya. Oleh karena itu, direncanakan untuk dibangun beberapa pos keamanan guna meningkatkan keamanan di wilayah perencanaan tapak. Pos-pos ini akan didirikan di beberapa tempat yang strategis agar bisa memantau keadaan sekitar. Dengan begitu, masyarakat akan merasa lebih aman dan lebih tenang untuk tinggal di lingkungan ini.

  • Pengelolaan dan manajemen sampah
       Sampah seperti sudah menjadi masalah yang mengakar hampir di semua tempat di dunia. Keberadaan sampah yang tidak pada tempatnya tentunya akan mengurangi kenyamanann orang yang memandangnya. Dan lagi, bukan hanya itu, keberadaan sampah juga bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat, selain itu juga sampah bisa merusak lingkungan. Keberadaan sampah yang tidak termanajemen dengan baik bisa merusak lingkungan karena ada beberapa sampah yang tidak teruraikan oleh alam, dan hal ini akan menurunkan kualitas lingkungan yang tercemar oleh sampah. Dilihat dari kondisi eksisting, banyak warga yang sembarangan membuang sampahnya di pekarangan rumah dan juga lereng yang ada di sebelah barat desa. Lokasi wilayah perencanaan tapak yang berada dekat dengan sungai juga memberikan celah bagi masyarakatnya untuk membuang sampah di arus sungai. Maka daripada itu harus tersedia pelayanan terkait dengan manajemen sampah di wilayah perencanaan tapak. Keberadaan tempat pembuangan sampah haruslah mendapat perhatian lebih dalam penempatannya. Keberadaan tempat pembuangan sampah ini diusahakan strategis agar warga tidak malas membuang sampahnya di tempat sampah, sehingga kebersihan lingkungan bisa tetap terjaga. Selain itu juga perlu adanya manajemen persampahan yang baik. Akan dibedakan antara sampah yang bisa terurai atau organik dengan sampah yang tidak bisa terurai atau anorganik. Hal ini terkait dengan akan dibedakannya perlakuan terhadap sampah yang dibuang. Pertama, warga membuang sampah rumah tangga di tempat sampah terdekat, kemudian petugas akan mengangkut sampah ini ke tempat penampungan sampah sementara. Setelah itu sampah yang bisa terurai kemudian akan diolah di tempat pengolahan sampah, dan sisanya akan diangkut oleh truk pengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir. Sistem persampahan ini bisa mereduksi jumlah sampah yang dibuang hingga 60%.



Analisis Sarana dan Prasarana Wilayah Studi 10 Tahun Akan Datang
   Analisa kebutuhan ruang yang dilakukan didasarkan pada kondisi penduduk yang akan menempati perumahan tersebut yang terdiri dari jumlah penduduk yang akan tinggal, sebaran usia penduduk, kelas ekonomi penduduk dan gaya hidup penduduk. Jumlah penduduk yang akan tinggal pada perumahan ini diperkirakan sebanyak 1086 Jiwa pada tahun2014.Pembagian dan penggunaan lahan sebagai area terbangun sebesar 70% dari luas total dan sisanya akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau seperti taman dan danau buatan serta sepadan sungai. Penggunaan 70% luas lahan sebagai lahan terbangun dan 30% lahan terbuka hijau ini juga terkait dengan tujuan untuk pemanfaatan ruang sebagai cara untuk mewujudkan hunian yang peduli terhadap lingkungan dan tujuan untuk pengendalian, yaitu mencegah pembangunan yang merugikan dan menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang.  




 Kebutuhan Ruang Sarana dan Prasarana Wilayah Studi 10 Tahun Akan Datang
 

Block Eksisting Kelurahan Srondol Kulon RW 7

 Block Plan Kelurahan Srondol Kulon RW 7



Maket Perencanaan Perumahan dan Pemukiman di Kelurahan Srondol Kulon RW 7













 

Blogger news

Blogroll

About